innity_pub = "43baa6762fa81bb43b39c62553b2970d"; innity_zone = "14049"; innity_width = "300"; innity_height = "250"; innity_country = "ID"; innity_housead = "1";innity_country = "ID";innity_path = "/adnetwork/house/pub_1079/";innity_proxy = "proxy_24179";innity_ord = "ord=[timestamp]"; http://sebar.idblognetwork.com/psg_ppc.php?b=485&sz=300x250var _comscore = _comscore || [];_comscore.push({ c1: "8", c2: "6299460" ,c3: "1000000000000000003" });(function() {var s = document.createElement("script"), el = document.getElementsByTagName("script")[0]; s.async = true;s.src = (document.location.protocol == "https:" ? "https://sb" : "http://b") + ".scorecardresearch.com/beacon.js";el.parentNode.insertBefore(s, el);})();
Judul : Gara-gara Kocokan Arisan [part 1]Pengarang : Shanissalam WPP OSIS yang merupakan singkatan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah itu adalah singkatan yang mudah dihapal dan memang sudah tidak asing terngiang di telinga kita. Apalagi bagi seorang Diana, bagaimana tidak setiap hari Diana selalu langganan dihukum oleh OSIS. Berbagai hukuman pun sudah pernah ia rasakan. Mulai dari keliling lapangan 10 kali, di suruh hormat bendera, bahkan membersihkan WC sekalipun. Sebenarnya, dari segi akademis Diana adalah seorang yang bisa dikatakan pintar. Masuk rangking 10 besar sudah merupakan hal yang wajar buat Diana. Diana bahkan sering mewakili sekolah untuk kategori lomba - lomba tertentu. Hanya saja, Diana selalu malas berangkat pagi dan akhirnya Diana pun dihukum. Kejadian itu tidak sekali ataupun dua kali, bisa dibilang hampir setiap hari Diana selalu terlambat datang ke sekolah. Padahal rumah Diana tidak terlalu jauh dari sekolahnya, yaitu SMA 2 Bekasi. Sama seperti hari ini, Diana kembali terlambat datang ke sekolah. Padahal sekarang masih pukul 07.15, tetapi dari kejauhan sudah banyak siswa yang dihukum. Dengan lari kecil - kecil Diana pun lari menuju gerbang sekolah. Saat sampai ke gerbang sekolah OSIS langsung menghukum Diana dan siswa - siswa lainnya. "Sekarang kakak harus lari keliling lapangan 10 kali ya !" kata salah satu anggota OSIS yang sebenarnya berbicara dengan nada yang cukup ramah. Tapi entah mengapa Diana merasa "enek" akan kata - kata mereka yang sok manis itu. Dengan wajah cemberut Diana pun terpaksa menuruti berbagai macam perintah yang dikatakan OSIS sebagai pertanggung jawaban atas perbuatannya. Singkat cerita, Diana pun selesai dihukum dan dipersilahkan menuju ke kelasnya. ***** Suara cekikikan dari para siswa siswi SMA 2 Bekasi mewarnai suasana istirahat. Termasuk Diana, yang sedang asyik mengobrol dengan teman - temannya,yaitu Riris dan Rani. Rani adalah seseorang yang ceria, kurang suka berdandan tetapi tetap terlihat rapi. Hari ini rambutnya di gerai biasa dan dihiasi dengan bando kecil. Sederhana memang, tapi tetap terlihat manis, untuk gadis seusianya. Riris adalah murid yang pintar kalau dilihat dari segi akademisnya. Hampir sama dengan Diana, Riris kurang menyukai OSIS. Hanya saja, Riris tidak pernah datang terlambat ke sekolah. Karena Riris merasa "risih" apabila nantinya harus dihukum oleh OSIS. Paling tidak suka kalau rambut nya digerai,dia merasa gerah. Oleh karena itu setiap hari penampilannya terkesan sedikit monoton dengan rambut selalu terikat seperti buntut kuda dan kacamatanya itu selalu bertengger di wajahnya. "Eh lo tadi di hukum lagi ya ?" tanya Rani. "Yoi." Jawab Diana dengan singkat dan dengan wajah tak bersalah. "Seneng banget sih lo dihukum sama OSIS, gue aja epet." Kata Riris sambil membersihkan kacamatanya."Ga tau Ris, males aja kalau ke sekolah dateng nya pagi."kata Diana dengan wajah cengengesan. "Ah lo mah suka cari gara-gara." Kata Rani lalu tertawa"Hey guys, ngerasa bosen nggak ?" tanya Riris mengalihkan pembicaraan"Bosen kenapa ?" Kata Rani yang justru balik bertanya kepada Riris."Itu loh setiap istirahat kita selalu ngobrol terus, ya kalo nggak makan dikantin." Kata Riris"Terus lo mau nya apa ?" Tanya Diana yang ikutan penasaran"Okey, lo berdua tunggu disini." Kata Riris yang langsung meninggalkan kedua temannya yang masih penasaran. Terlihat Riris seperti membawa kocokan arisan. Benar-benar seperti kocokan arisan. Padahal Diana, Rani, maupun Riris merasa kalau hari ini bukanlah jadwal ngocok arisan. Mereka berdua kembali kebingungan atas ulah Riris. "Eh ris, apaan nih ? Jangan bikin gue bingung dong !" Kata Rani sambil menunjuk sesuatu yang seperti kocokan arisan itu."Oh ini ?" Kata Riris"Iya Ris, jelasin dong !." Kata Diana yang seperti mulai ikut penasaran seperti Rani."Okey, akan gue jelasin. Kita sebut aja ini kocokan arisan ya, biar gampang nyebutnya. Padahal sebenernya di dalam sini nggak ada hubungannya sama kocokan arisan yang sesungguhnya. Di dalam kocokan arisan ini sudah berisi berbagai macam perintah yang harus lo turutin. Jadi apapun perintahnya lo harus nurut, nggak boleh kebanyakan alasan. Gue udah bikin semalaman nih !." Kata Riris yang menjelaskan dengan panjang lebar lalu tertawa kecil."Cara kerjanya gimana Ris ?" Tanya Diana"Nah, kenapa tadi gue namain kocokan arisan ? Soalnya cara kerjanya memang seperti kocokan arisan." Jawab Riris sambil memandangi kocokan arisan-nya itu."Boleh, kaya nya seru nih ! Mau mulainya kapan ?" Tanya Rani yang sudah membara, seperti di kartun Crayon Shinchan ketika Misae sedang marah."Kalau lo berdua pada mau sekarang sih bisa aja." Kata Riris "Gimana Ran, sekarang aja ?" Tanya Diana kepada Rani dengan sedikit ragu-ragu"sekarang aja, gue udah keburu penasaran soalnya." Jawab Rani "Yaudah Riris, mulai dari sekarang aja." Kata Diana yang mulai tidak ragu-ragu lagi"Iya Ris, mulai sekarang aja !." Kata Rani penuh dengan semangat"Bener mau mulai sekarang ?" Tanya Riris untuk memastikan"Iya." Jawab Diana dan Rani secara bersamaan"Janji ya, apapun perintahnya kalian harus menuruti." Kata Riris "Kami berjanji." Kata Diana dan Rani bersamaan"Baiklah, permainan kocokan arisan dimulai. Tidak ada kesempatan kalian untuk berhenti, menolak perintah yang ada di kocokan arisan ini, ataupun nggak bisa banyak alasan yang bertele-tele. Karena kalian belum mengetahui perintah apa saja yang ku tulis di dalam kocokan arisan ini." Kata Riris dengan sedikit senyuman licik. Bersambung ke gara-gara
Subscribe to:
Post Comments (Atom)Template Responsive Design


No comments:
Post a Comment